Tahun-tahun belakangan ini
konflik antar agama naik persentasenya di dunia berdasarkan studi yang ada. Di indonesia
pun masalah antar suku beragama ini masih sering terjadi dan terus ada. Survei
Pew Research Center menemukan bahwa sepertiga dari 198 negara yang mereka
teliti mengalami konflik agama yang tinggi atau bahkan sangat tinggi.
Konflik agama itu termanifestasi
antara lain dalam bentuk kekerasan sektarian terorisme atau intimidasi
sepanjang 2012. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan 29 persen pada tahun
sebelumnya atau 20 persen pada 2010.
Biasanya konflik muncul pada
agama mayoritas, dalam hal ini adalah Islam dan Kristen. Berbeda dengan Hindu
dan Buddha serta agama lokal yang memperlihatkan tingkat permusuhan yang lebih
rendah.
Menurut Pew Centre ada lima
negara yang paling melakukan pembatasan atas kebebasan beragama, yaitu Mesir,
Cina, Iran, Arab Saudi dan Indonesia juga termasuk.
Sebagai contohnya adalah Eropa, yang
menunjukkan kenaikan terbesar dalam kebencian agama, akibat meningkatnya
pelecehan terhadap perempuan karena pakaian mereka yang diasosiasikan terhadap
agama tertentu.
Selain itu, kasus penyerangan atas kelompok
minoritas antara lain pembunuhan atas seorang rabbi dan tiga anak-anak Yahudi
oleh seorang Islamis radikal di Prancis, membuat benua ini mencatat kenaikan
sikap permusuhan rata-rata terbesar di dunia.
Pew menemukan bahwa tingkat kebencian antar
agama, tertinggi terjadi di Pakistan, Afghanistan, India, Somalia dan Israel.
Kelompok Islamis radikal di
Pakistan, Afghanistan dan Somalia dikenal sering menyerang kelompok mainstream
Muslim atau minoritas Kristen. Sementara di India, kebencian muncul karena
adanya ketegangan antara kelompok mayoritas Hindu dengan kelompok Muslim dan
Kristen.

Memang benar maksud dari gambar diatas. Jika semua agama yang
ada di bumi ini mengajarkan apa yang dinamakan ‘kedamaian’, lalu mengapa sampai
sekarang semua agama itu tidak mendapatkan sebuah ‘kedamaian’ itu?
Pada bagian ini akan diuraikan sebab terjadinya konflik antar
masyarakat beragama khususnya yang terjadi di Indonesia dalam perspektif
sosiologi agama.
Hendropuspito mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal
pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama.1457
Dengan menggunakan kerangka teori Hendropuspito, penulis
ingin menyoroti konflik antar kelompok masyarakat Islam - Kristen di Indonesia,
dibagi dalam empat hal, yaitu:
A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam
bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang
menjadi penyebab dari benturan itu.
Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran
tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan
penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang
dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan
agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai
menurut patokan itu.
Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi
(revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu
memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan.
Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat
Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam
keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan demikian Islam adalah juga
hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai hubungan pribadi lebih dalam
artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi itu tidak boleh
mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan
mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di
Indonesia. Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik
dan malah menganut garis keras.1458
Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan
kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.
B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama
memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah
dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak
di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama
Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam
konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.
Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo,
Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat
dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang
menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku
non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras
disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.
C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan
Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan
membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara
sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya
tradisional dan budaya modern.
Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat
agama Islam - Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua
kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang
sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih
maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat
yang mewah.
Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama
di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut
mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia.
D. Masalah Mayoritas dan Minoritas Golongan Agama
Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi
dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas
dan minoritas golongan agama.
Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk
adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang
ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang
minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa
berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang
Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok
minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran
gedung-gedung ibadat.
Padahal secara garis besarnya, semua permasalahan agama
tersebut dapat ditekan jika dari manusia nya sendiri memiliki respect atau rasa saling menghargai.

Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri
pribadi kepada diri orang lain ataupun masyarakat,biasanya persamaan derajat
itu dapat dinyatakan dengan HAM Hak Asasi Manusia yang telah diatur dalam UU.
PASAL-PASAL DI DALAM UUD 45 TENTANG PERSAMAAN HAK :
- pasal 1
- pasal 2 ayat 1
- pasal 7
Sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi
persamaan derajat diantara kita, terlebih dalam urusan beragama. Bukan hanya
untuk kita saja, tetapi untuk orang lain juga.
Agar ajaran di setiap masing-masing agama mengenai ‘kedamaian’
dapat kita dapatkan dalam hidup kita.
Sebagai contoh baru-baru ini seorang paus, yang notabene
pemuka agama kristen di vatikan menyerukan untuk menghilangkan paradigma
masyarakat kepada Islam kalau Islam merupakan agama yang penuh kekerasan. Seperti
yang dilansir oleh Daily Mail pada 12/1 lalu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Fransiskus juga
menyerukan agar pemimpin muslim mengecam ekstrimis untuk membantu menghilangkan
anggapan Islam sebagai agama yang penuh kekerasan. "Selama berkunjung ke
Turki saya sangat mengerti kegundahan muslim lantaran banyak warga Barat
menyamakan agama mereka dengan terorisme," ujar Fransiskus.
Ucapan Fransiskus bertentangan dengan pendahulunya Paus
Benediktus XVI yang mengatakan Islam penuh kekerasan pada 2006 dan menyebabkan
kecaman keras pada Vatikan. Fransiskus pun meminta maaf atas ucapan Benediktus
XVI.
Namun kekerasan atas nama Islam kembali bergema terutama saat
kelompok Negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS) bikin onar. Mereka membunuh
siapa saja, warga muslim maupun agama lain yang tidak sepaham dengan keyakinan
mereka yakni sunni radikal.
Paus asal Argentina ini telah bekerja sama dengan sejumlah
tokoh muslim untuk menyebarkan perdamaian di Timur Tengah. Fransiskus juga
mengecam siapa pun menyerang Islam sebagai reaksi atas terorisme. "Kalian
tidak bisa berbicara kasar pada umat Islam dan menjelek-jelekkan Alquran. Kitab
suci itu sebuah buku yang mengajarkan perdamaian dan cinta kasih,"
Frasiskus menegaskan.
Anda bisa lihat bukan? Masih ada orang yang ingin melihat
dunia dengan kepercayaan yang berdampingan menjalani hidup ini. Bahkan orang yg
bukan dari agama tersebut membela agama lain. Mulailah dari sekarang memberikan
respect kita kepada agama lain.
Referensi :
- https://hateandanger.files.wordpress.com/2012/12/if-all-religions-teach-peace-then.jpg
- http://www.dw.de/kebencian-antar-agama-di-dunia-meningkat/a-17362419
- http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=956&res=jpz
- http://hazardthewizard.blogspot.com/2013/11/pengertian-persamaan-derajat-dan.html
- http://www.merdeka.com/dunia/paus-fransiskus-kecam-mereka-yang-menghina-islam.html
- http://1cak.com/833526
No comments:
Post a Comment