waktu itu iseng browsing buat
nyari artikel-artikel motivasi yang bagus dan berkualitas. Trus dapet nih
website keren yang postingan artikelnya bagus banget. Website nya itu hipwee.com . Kali ini ane mau repost mengenai 8
Kenyataan tentang Cinta yang Mau Tak Mau Harus Diterima.
Kamu tentu
sudah akrab dengan kata “cinta”, bukan? Tak hanya dalam kehidupan sehari-hari,
“cinta” selalu jadi topik menarik dalam lagu, novel, hingga film. Tapi, apakah
kamu memang benar-benar cukup mengerti soal cinta?
Bisa jadi
banyak hal kaitannya dengan cinta yang sebenarnya tak kamu pahami, atau belum
benar-benar kamu mengerti. Mengaku pernah merasakan cinta, sudahkah kamu
memahami fakta-fakta cinta dalam artikel ini?
1.
Cinta Pada Pandangan Pertama Bisa Jadi Tak Pernah Benar-Benar Terjadi
Konsep “cinta pada pandangan pertama” sekilas
terdengar terlalu absurd. Bagaimanapun, rasa tertarik yang muncul pada
pertemuan pertama sudah pasti berdasar pada kesukaan fisik semata. Dia yang
membuatmu jatuh cinta mungkin tampak sangat cantik atau punya gaya berpakaian
yang terlihat sangat keren. Tapi, sekadar rasa tertarik tentu tak bisa
disejajarkan dengan perasaan jatuh cinta, bukan?
Jatuh cinta
hampir pasti melewati proses yang panjang. Melibatkan dua orang yang sudah lama
berhubungan dekat dengan jalinan emosi yang kuat. Banyak momen yang dilewatkan
bersama hingga pada akhirnya bisa meyakinkan diri sendiri bahwa ada perasaan
yang begitu hebat bertajuk jatuh cinta.
Saat kamu
mengaku bisa jatuh cinta pada orang yang baru pertama kali kamu temui, yakinkah
sepenuhnya kamu bahwa itu memang benar-benar cinta? Bukan hanya ketertarikan
fisik semata?
2.
Jatuh Cinta dan Sungguh-Sungguh Mencintai Adalah Dua Hal yang Jauh Berbeda
Apakah kamu pernah sekadar jatuh cinta atau
sudah sungguh-sungguh mencintai? Meskipun sekilas terkesan sama, dua hal ini
justru punya makna yang jauh berbeda. Jatuh cinta adalah perasaan yang bisa
sekejap membolak-balikkan duniamu. Membuatmu seperti mabuk dan melihat dia yang
menjadikanmu jatuh cinta layaknya manusia sempurna. Segala sesuatu terasa
benar-benar indah dan kamu tak pernah sedetik pun melupakan perasaanmu.
Namun,
mencintai dengan sungguh-sungguh justru berbeda. Kamu tidak sedang
terburu-buru, pun sibuk memikirkan dia setiap saat. Kamu punya perasaan yang
bisa bertahan lama; rasa yang cenderung langgeng dan permanen. Kamu menjalani
hidupmu dengan wajar. Kamu pun tak selalu berharap bisa bersamanya, tapi cukup
peduli untuk memikirkan atau menyebut namanya di sela-sela doamu.
3.
Setiap Cinta yang Menghampiri Pasti Punya Aroma dan Rasa yang Berbeda, Tidak
Ada Jenis Cinta yang Bisa Disamakan
Sepanjang perjalanan cintamu, mungkin tak
hanya satu atau dua cinta yang kamu rasakan. Mungkin, ada sekian nama-nama yang
pernah mengisi hati dan membuatmu jatuh cinta. Namun, adakah sekian nama-nama
itu punya kesan yang sama dalam hatimu? Tentu tidak. Setiap cinta yang mampir dalam
hidupmu pasti punya cita rasa yang berbeda.
Cinta
pertamamu adalah dia yang dulu paling nakal di sekolah. Sementara, cinta kedua
adalah cowok kutu buku yang paling pintar di kelasmu. Caramu mengenal mereka,
memulai proses pendekatan, menemukan hal-hal yang kamu sukai dan tidak kamu
sukai; banyak hal yang membuat satu persatu kisah cintamu berbeda. Mereka yang
sukses membuatmu jatuh cinta pun punya keunikannya masing-masing.
4.
Setiap Cinta yang Datang Akan Menawarkan Hal-Hal Baru Dalam Hidupmu
Hampir sama dengan poin sebelumnya, setiap
cinta akan menawarkan hal yang baru – yang berbeda daripada sebelumnya. Lepas
dari cinta pertamamu, kamu pun singgah pada cinta yang kedua. Kamu perlahan
mulai mengenal pasangan yang saat ini mendampingimu. Mengerti selera musiknya,
film-film kesukaannya, hingga makanan atau minuman yang jadi kegemarannya.
Berdampingan
dengannya membuatmu tak ragu memasuki dunia baru; kenalan baru, teman-teman
baru, dan keluarga baru misalnya. Banyak hal yang akhirnya menjadikanmu mau
belajar atau setidaknya mau mengerti. Demi dia yang saat ini jadi bagian
hidupmu, kamu tak enggan mencoba sesuatu yang sebelumnya belum pernah kamu
tahu.
5.
Cinta Bukan Matematika Atau Fisika, Ia Tak Akan Pernah Selesai dengan Rumus
Cinta bukanlah ilmu pasti, layaknya
Matematika atau Fisika. Demi bisa mencintai dan dicintai kamu tak butuh rumus.
Bagaimana kamu bisa menghadapi pasangan yang pemarah, kekanak-kanakan, atau
posesif? Kamu akan tahu saat sudah benar-benar menjalani hubunganmu. Bahwa
menjalin komitmen itu sama halnya seperti belajar; mengenal karakter pasangan
sekaligus dirimu sendiri.
Bahkan,
meskipun sudah baik-baik menjalani hubungan, tak ada jaminan bahwa segala
sesuatunya akan lancar. Sudah demikian sabar menghadapi pasangan yang pemarah,
bukan berarti hubunganmu akan langgeng. Cinta ibarat jalanan asing yang panjang
dan gelap. Bersedia melewatinya berarti siap menata hati untuk menerima
kejutan-kejutan yang sudah menantimu.
6. Tak
Ada yang Salah Jika Kisah Cintamu Memang Harus Berakhir dengan Kata “Putus"
Layaknya kehidupan, cinta juga dihadapkan
pada kemungkinan, ketidakpastian, dan perubahan. Bukan tidak mungkin jika
sepasang kekasih yang dulu saling mencintai bisa berubah saling membenci atau
bahkan enggan sekadar bertegur sapa. Saat hal ini terjadi, kamu dan pasanganmu
pun sama-sama tak layak disalahkan.
Kadang, ada
pasangan yang memang disatukan untuk kemudian dipisahkan. Sekeras apapun
berusaha dan mencoba, pun akhirnya harus berpisah. Ya, cinta mungkin tak melulu
soal akhir, tujuan, atau sebuah rumah yang bisa ditinggali bersama. Cinta bisa
jadi sebuah perjalanan yang tak perlu disesali, tak boleh dianggap sia-sia,
tapi sekadar dikenang dan dibanggakan. Bahwa kamu dan pasanganmu pernah
demikian hebat berjuang demi cinta kalian, meskipun akhirnya harus menyerah
kalah pada keadaan.
7. Ada
Kalanya Kamu Harus Rela Menjadi Pihak yang Mencintai Lebih Dalam
Hubungan cinta yang ideal selayaknya
melibatkan dua orang dengan porsi cinta yang sama besarnya. Namun, tak jarang
seseorang punya cinta yang besar, sedangkan pasangannya mencintai dengan biasa
saja. Adakah salah satu harus merasa bersalah? Jawabannya tidak. Cinta, hati,
perasaan, atau apapun itu tak layak dipersalahkan. Mereka akan terjadi begitu
saja secara alami, tak perlu dibuat-buat.
Meskipun
sedih melihat dia yang tak pernah berusaha segigih kamu untuk mempertahankan
cinta kalian, kamu layak berbangga hati. Setidaknya, kamu sudah belajar
mencintai dengan tulus – tanpa berharap balasan yang setimpal. Kelak, akan ada
saat dimana pasanganmu pun menyadari bahwa dia tak pernah menemukan orang lain
yang bisa mencintainya sehebat kamu.
8.
Pada Akhirnya, Cinta Memang Tak Pernah Lunas Menawarkan Kebahagiaan
Salah jika cinta dianggap selalu identik
dengan kebahagiaan. Nyatanya, cinta seringkali menawarkan kekecewaan,
penyesalan, rasa sedih, hingga depresi. Cinta yang bertepuk sebelah tangan atau
cinta yang ditakdirkan untuk gagal bisa jadi pernah kamu rasakan. Tapi,
cukupkah pengalaman ini membuatmu enggan mencintai atau dicintai lagi?
Cinta bisa
jadi ibarat candu yang selalu membuatmu ingin mencoba. Bahkan, saat kamu bisa
meraba akhir tragis perjalanan cintamu pun, kamu masih saja ikhlas melakoninya.
Ya, cinta memang tak lunas menawarkan bahagia, tapi tak lantas pantas untuk
dilewatkan begitu saja.
Nah, gimana?
Apakah salah satu dari beberapa fakta cinta di atas pernah terjadi dalam
hidupmu? Sudahkah pengalaman itu menjadikanmu lebih dewasa dan mawas diri?
Apapan ceritamu, semoga kehidupan cinta yang berbahagia selalu menyertaimu, ya!